Bedah buku Hitam 2045
Masih teringat harga buku Filosofi Teras saat itu 98.000 dan bukan jumlah yang sedikit untuk anak sekolah yang masih ingin beli keinginan dengan cara menyisihkan uang jajan. Tapi entah kenapa dalam diri ku ada yang berkata “Ayo xel kamu gak akan menyesal untuk membeli buku ini” Dan memang benar aku bersyukur sekali karena aku dipertemukan dengan buku ini. Ini mengubah cara pandang tentang hidup, tentang ego, tentang disiplin.
Akhir membaca buku Filosofi teras, aku semakin tertarik apa itu stoic dan ingin mendalami nya lagi. Ku mulai mengenal tokoh tokoh stoic seperti Marcus Aurelius, Seneca, Epictetus dan lain. Buku kedua tentang Stoic yang aku suka adalah Meditations yang ditulis oleh Marcus Aurelius. Ini adalah buku jurnal sang kaisar romawi (Si penulis adalah kaisar romawi antara tahun 161 SM — 180 SM). Kaisar romawi menuliskan jurnal nya tentang masalah masalah yang dihadapi nya dari perspektif kaisar. Sulit bangun pagi, bertemu orang menjengkelkan, sulit untuk tidak membuat ekspektasi ; kumpulan masalah yang ternyata tak ada bedanya dengan 2000 tahun setelah nya.
Buku Filosofi Teras ini yang buat ku jadi menggemari Om Piring sebagai penulis. Dan aku tidak menyia nyiakan kesempatan untuk bertemu langsung dengan Om Piring di acara Bedah Buku novel terbaru nya Hitam 2045 di Gramedia salah satu mall di Malang. (Aku sudah buat review buku Hitam 2045 ini. Kalau mau baca monggo, nanti balik lagi) Alasan utama ikut acara bedah buku ini aku ingin bertemu langsung dengan penulis yang kugemari akan buku yang ditulisnya, dan dapat perspektif baru langsung dari penulis saat mendengarkan langsung ide nya yang belum sempat dibuat dalam tulisan.
Muncul satu pertanyaan di benakku setelah selesai baca buku tersebut; “Bagaimana cara om Piring bisa menuliskan novel dalam bentuk jurnal harian perspektif orang pertama, dan isi jurnal itu tentang masa depan di tahun 2045?” Om Piring menjawab nya “Memang sulit untuk menulis buku dalam bentuk jurnal harian, yang mana si penulis jurnal harian itu menceritakan kembali apa yang sudah dilalui nya di hari itu.” Om piring menambahi, “Tetapi aku tetap ingin menuliskan buku ini dengan format jurnal harian adalah cara yang tepat untuk menyampaikan pesan penting yang akan diterima para pembaca buku saat selesai membacanya.”
Have a healthy and happy day 👋